Halo Avara team,

Saya pake avara av3 sudah lebih dari 2 tahun.
Pekerjaan saya adalah cinematographer, seringnya kerjain wedding video. Untuk kebutuhan lapangan dan saat shooting, saya perlu  headphone yang memadai. Saat itu saya ke Jaben di PTC, jamannya masih ada Martin. Saya membeli cukup banyak headphone saat itu. Shure SR berapa saya lupa, audio technica 6bh, Grado juga. Semua adalah untuk kebutuhan editing.
Untuk kebutuhan editing di lapangan yang cukup berisik, saya juga pake CIEM nya Shure 215. Dengan CIEM ini, saya lebih detail lagi saat controling audio mixer, terutama untuk handling noise, humming dan grounding.
Kebutuhan lain adalah saat melakukan wawancara di lapangan. Dengan kondisi ramai, saya perlu detail suara yg saya wawancara sudah oke atau belum.
Suatu saat saya harus handle 2 kerjaan berbeda. Sedangkan CIEM saya hanya satu. Alhasil yang di job tanpa CIEM, audio wawancara agak nggak bagus krn hanya dikontrol pake earphone bawaan hp.
Alhasil saya harus ke Jaben lagi untuk beli CIEM. Disini saya ditawari untuk mencoba Avara. Jujur awalnya ragu dg produk lokal ini. Tapi karena Shure nya lagi kosong, akhirnya saya mencoba membeli Avara.
Namun yang saya dapati adalah avara ini lebih clear dan lebih detail daripada shure. Tanpa menjatuhkan merek lain, tapi secara detail yang saya butuhkan, avara lebih oke.
Seringnya secara pekerjaan, saya menghandle acara pernikahan yang jika diadakan dirumah untuk acara siraman & akad nikah, sound yang digunakan adalah bukan yang kelas profesional banget. Dengan mixer alakadarnya dan kabel yang kurang oke, masalah noise, humming, grounding adalah hal yang sering kurang diperhatikan. Dengan monitoring menggunakan avara, saya bisa ngomong ke soundman bahwa ada troubel di chanel chanel tertentu atau di kabeling mereka.
Hal lain adalah jika saya harus melakukan editing di lapangan, dengan avara, saya bisa mengisolasi suara berisik dan konsentrasi dengan video & audio saya.
Satu lagi, jika saya bertemu klien di cafe untuk presentasi video, klien saya pakaikan avara. Dengan video saya yang penuh luapan emosi haru, tangis, bahagia, klien saya 90% ikut merasakan emosi di video saya. Bahkan seringnya ikut menangis dan menyerah nggak mau lanjut lihat video nya, karena ikutan baper. Katanya bahkan sampai suara nangisnya, helaan nafasnya mempelai aja sampai detail kedengeran, dan itu bikin mereka baper.
Menurut saya yang kurang adalah, cara pemakaian yang kalo orang awam itu dianggep ribet, harus diputer ditelinga dll. Sampai bagian atas yang muter itu jadi lurus nggak muter lagi. Saya sudah ganti kabel 1x, dan dikasih yang premium. Agak riskan sih, jadi harus hati hati.
Takutnya adalah jika yang menggunakan adalah crew saya yang kasar, kabelnya bisa putus.
Saran saya, kabel di bagusin lagi, entah lebih tebal atau bagaimana. Begitu pula untuk colokan ke unit earohone nya. Mungkin kalau dibuat seperti punya shure / sennheiser akan lebih kuat.
Sekian review singkat dari saya. Semoga avara makin sukses.
Regards,
Danang pepe