Saya pribadi merupakan pemakai CIEM Avara pemula. Saat ini saya memakai CIEM Avara AV 1 Lite. Sebelum memakai Avara, saya menggunakan IEM dari KZ ZS6. Perbedaan suara yang diproduksi cukup signifikan. Ya, memang saya bukan pakar dalam hal audio, namun sebagai penikmat musik, menurut saya Avara memiliki karakter suara yang lebih bersih dan jelas ketimbang KZ ZS6. Untuk perbandingan sederhananya, karakter suara KZ ZS6 sangat terasa low dan high-nya, sedangkan mid-nya biasa saja. Musik apapun yang di-play akan terasa lebih nge-bass dan treble.
Sebagai penikmat audio pemula, saya merasa ini IEM sangat bagus, karena memang kebanyakan orang mencari earphone yang bisa mencapai range bass yang sangat rendah dan treble yang cukup terasa. Dan persepsi saya tersebut berubah semenjak kakak saya yang audioholics mengajak saya untuk ikut early bird pemesanan CIEM Avara 1 Lite pada September 2018.
Secara harga, keduanya memang berbeda jauh. KZ ZS6 dibandrol dengan harga 500 ribu, sedangkan Avara AV 1 Lite pesanan saya seharga 1,6 juta. Awalnya saya cukup pesimis dengan kualitas yang akan disajikan CIEM ini. Sehubungan kuping saya merasa KZ ZS6 memiliki produksi suara yang didambakan banyak penguna IEM pemula. Kegalauan saya saat itu adalah apakah uang lebih yang saya keluarkan untuk Avara tersebut sebanding dengan peningkatan kualitas suara yang dihasilkan? Setelah dua bulan lamanya menunggu, CIEM yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dan seperti biasa, untuk ritual mengecek kualitas IEM, saya selalu mendengarkan musik yang sama. Dan salah satu lagu yang saya coba adalah dari girlband Korea, Blackpink. Mengapa? Ya karena menurut saya, lagu-lagu girlband Korea memiliki kekayaan sound dari segi kualitas mixing.
Kesan pertama saat mendengarkan lagu tersebut menggunakan CIEM Avara sangat di luar ekspektasi. Banyak suara mikro yang sebelumnya tidak ada (tidak terdengar) menjadi sangat terdengar jelas. Saya bahkan tidak tahu kalau ada banyak sound dan efek tertentu di dalam part lagu tersebut yang selama ini saya tidak dengar dengan IEM biasa. Suara-suara mikro yang terdengar jelas itu kini kian menambah rasa di telinga saya saat mendengar lagu.
CIEM Avara juga dapat menghasilkan separasi yang sangat lebar. Jujur saya tidak memiliki referensi mengenai separasi suara saat dulu menggunakan IEM KZ ZS6. Karena yang saya tahu (sebagai orang awam) earphone bagus ya yang bisa menjangkau frekuensi low dan high-nya secara baik, itu saja sepertinya. Tetapi CIEM Avara menunjukan bahwa separasi suara yang cukup lebar dapat membuat lagu yang didengarkan menjadi jauh lebih enak untuk dinikmati. Saya pribadi bahkan bisa mendengar dimana letak instrument musik yang sedang dimainkan secara presisi. Separasi suara yang dihasilkan sangat membantu memaksimalkan fitur dolby atmos pada smartphone, sehingga suara yang diproduksi dan didengar terasa mewah.
Suara instrument yang sebelumnya terdengar menempel (ngerumbul), dengan CIEM Avara bisa terdengar terpisah dan jelas. Suara vocal yang sebelum ini kurang jelas karena menyatu dengan musiknya, kini terdengar lebih clean karena adanya separasi audio yang lebih baik. Layer antar instrument pun bisa didengar dengan jelas stereonya. CIEM Avara bisa membuat telinga ini mendengar dengan jelas instrument gitar yang memiliki tiga sampai empat layer secara bersamaan di tengah instrument lain tanpa ada satupun layer yang tidak terdengar akibat tertumpuk.
Tapi satu hal yang menurut saya menjadi keunggulan Avara ketimbang IEM saya sebelumnya, itu karena Avara adalah CIEM. IEM yang dibuat secara custom ini sangat berbeda sensasi saat dipakai. Saking nyamannya kalau sudah mengenakan CIEM, kita bahkan serasa tidak menggunakan apa-apa di telinga. Dalam hal ini, kenyamanan saat memakai tidak bisa dibandingkan dengan IEM manapun. Jujur, sejak kenal CIEM, telinga ini tidak mau kembali menggunakan IEM biasa. Ibarat sudah terbiasa naik mobil Limousine, rasanya tidak akan tertarik lagi naik kendaraan lain, sekalipun itu BMW.
Kenyamanan saat mengenakan CIEM Avara ini menjadi salah satu pertimbangan saya saat memilih IEM. Karena sebagai seorang drummer, IEM yang bisa melekat dengan baik dan nyaman di telinga menjadi nilai yang cukup krusial. Sudah beberapa IEM saya coba sebelumnya, dan hasilnya kurang memuaskan. Kebanyakan dari brand lain cenderung melonggar setelah memainkan beberapa lagu. Bahkan sempat kejadian saat di atas panggung, IEM yang saya kenakan melonggar dan copot. Alhasil saya menjadi tidak mendengar sound monitor metronom dari lagu yang di-play. Dan ketika saya sudah memiliki CIEM Avara, tidak ada lagi kendala-kendala serupa di atas panggung. CIEM sepertinya memang sangat dianjurkan untuk musisi khususnya para sobat drummer di luar sana demi mendapatkan kenyamanan terbaik saat memainkan drum.
Jadi dari segi kualitas audio yang dihasilkan serta bentuk yang sangat presisi ditelinga, CIEM Avara kian memanjakan telinga para pemakainya. Jika boleh menganalogikan betapa orang awam seperti saya ini menikmati Avara? Mmm, sensasinya saat hijrah dari IEM biasa ke CIEM Avara itu rasanya seperti orang buta warna yang selama ini hidup dengan pandangan hitam putih, dan setelah terapi ke dokter bedah mata, kini pandangan visualnya berubah menjadi berwarna. Mungkin banyak sesama pemakai Avara pemula di luar sana merasakan hal yang sama dengan saya.
Dan uniknya lagi, secara kebetulan ternyata penggunaan CIEM Avara ini sangat membantu saya di pekerjaan kantor. Saya bekerja sebagai staf audio untuk sebuah aplikasi asal Tiongkok. Jobdesk keseharian membuat anotasi kalimat dari setiap audio yang saya dengar. Bila menggunakan headphone atau IEM biasa, akan sangat sulit mendengarkan frekuensi audio yang tidak memenuhi standart, seperti noise, suara background yang mengganggu, kualitas mic yang tidak baik, ambience yang terlalu besar, serta kosa kata pembicara yang salah ucap.
Sejauh ini CIEM Avara sangat membantu meningkatkan kualitas kerja saya di kantor. Dan bahkan beberapa bulan ini KPI (Key Performance Index) saya meningkat ketimbang waktu masih menggunakan headphone bawaan kantor. Teman-teman kantor pun penasaran kok bisa KPI-nya stabil bagus terus, gimana caranya? Dengan senyum saya menunjukan CIEM Avara milik saya, sambil bilang: Kalian bisa punya IEM Custom kayak ini juga kok. Biar nanti KPI kita sama-sama bagus. Hahaha.
Ya kurang lebihnya itu review pengalaman saya selama menggunakan Avara AV 1 Lite. Maafkan ya atas review unfaedah saya ini. Saya tidak terlalu bakat menulis, hanya bisa menyampaikan perasaan jujur dan pengalaman yang dirasakan selama menggunakan CIEM Avara. Terima kasih Avara, CIEM berkualitasnya sudah membuat setiap audio menjadi begitu indah didengar. Sukses selalu.
Dari customer newbie yang sedang menabung untuk upgrade CIEM Avara-nya.